Kamis, 15 Januari 2015




Kak Robert  Sawaji. Perawakanya besar, ramah, dan seorang pembina dari SMK NEGERI TANDIA Papua Barat.

Setelah dari kontingen Papua Barat menampilkan aksinya di Pensi malam itu. Di bawah panggung berkumpul Pramuka Papua Barat yang lainnya. Kami memberanikan diri untuk mendekati mereka. Awalnya rasa takut itu muncul. Namun, ketika mulai wawancara, ternyata mereka sangat ramah kepada kami.

Apa kesan kak Robert di Pertiwana ini?

“Menyenangkan sekali. Kita semangat, dari sana (Papua Barat) bersama-sama. Sudah masuk karantina selama dua Minggu, setelah itu kita berangkat bersama ke sini. Sebelumnya dua hari di Manokwari lalu berangkat ke pelabuhan Tanjung Priok, selama satu Minggu perjalanan,” ungkapnya. Ya, satu Minggu perjalanan di kapal.

Kak Robert pun pernah mengalami macet dari Tanjung priok ke Buperta Cibubur. “Itu yang mengakibatkan kami terlambat,” katanya.


Kondisi Pramuka di Papua Barat?

“Pramuka di sana, Telukunama, baru muncul dua tahun yang lalu, jadi kami sangat tertinggal sekali. Tapi, kami sangat bersyukur, dengan adanya Pertiwana ini kami bisa ikut serta.”

Ya, di daerah Kak Robert baru dua tahun lalu ada Pramuka. Sedangkan, Pramuka di Indonesia sudah sepuh, berumur 53 tahun.

“Mungkin bila ada kegiatan seperti ini selanjutnya, kami harus ikut serta, dan ada dalam kegiatanya. Kami sangat bangga dan mengucap syukur sekali kepada panitia yang begitu berjuang untuk kegitan ini sehingga kami dari Papua Barat bisa  datang dan bisa ikut serta,” lanjutnya, logat Papua menempel kental di setiap kata yang keluar.


“Kami siap pulang lagi ke daerah kami dan kami kembangkan pertiwana terus, kami akan melestarikan hutan, kami akan melindungi gunung, pohon, dan lingkungan kami!”  ungkapnya penuh semangat.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Kamu Pembaca Ke

Random Post

Galeri foto

Galeri foto

Ikuti media sosial kami