Jurnalis pelajar SMK N 11 Jakarta, Pinangsia—Ada seneng, ada tagang, kata Pak
Latif ketika ditanya perasaannya pertama kali mengajar di SMK 11, Senangnya kenapa? Karena mendapat pengalaman
penting dan berharga, karena saya dapat mengajar seperti di sekolah formal, di
SMK negeri yang mengikuti peraturan. Peraturan masuk kelas, peraturan memberi
nilai untuk anak-anak. Tukasnya ketika ditemui tim jurnalis pelajar SMK N 11
Jakarta di perpustakaan.
Kesenangannya
itu bukan berarti tanpa kendala, “Materi yang diberi oleh sekolah tidak begitu
jelas, dan kurang begitu mudah dipahami oleh siswa. Jadi saya harus tulis ulang
materi, agar kalian itu mengerti,” tegas Pak Latif.
Pak Latif
memiliki beberapa metode dalam hal mengajar di kelas, seperti presentasi, games,
“Pokoknya interaktif,” katanya.
Pak Latif
pun tak lupa memberi wajengan kepada anak didiknya, “Tidak ada kata terlambat
untuk belajar. Jadi teruslah belajar, kejarlah cita-cita kalian masing-masing,
sesuai dengan etika yang berlaku,” kemudian Pak Latif menertawakan tiga kata
terakhirnya, ia melanjutkan, “Berlelah-lelahlah dalam mencari ilmu, karena jika
tidak, kalian akan selamanya lelah menanggung kebodohan,” Pak latif mencoba
bijak.
Sekolah pun juga kena wajengannya,
“Untuk sekolah, mudah-mudahan lebih baik lagi. Sistemnya, aturannya…,” harap
Pak Latif.
“SERU, PANAS, LUAR-BIASA,” jawabnya
ketika ditanya tiga kata untuk sekolah kita.