Awal
April dipagi hari memang menyenangkan, ku dengar, bunga Sakura sudah bermekaran
dipenjuru Jepang. Aku berjalan dengan hembusan angin yang mengikuti langkah
demi langkah kakiku. Musim semi kali ini kusambut dengan senyuman dibibirku, meskipun
ada luka dibalik semua itu.
Haruskah
aku membuka musim semi yang baru dan menutup musim semi lalu yang menyedihkan?
Pikiranku berkata harus, namun hatiku berkata sebaliknya. Aku tidak mengerti
kenapa aku masih saja membangkitkan bayanganmu disetiap musim semi. Aku
berkali-kali berjanji pada diriku sendiri untuk membunuhmu, didalam hatiku,
juga pikiranku.
Sekali lagi, aku
benar-benar ingin membunuh bayanganmu dalam ingatanku…
“Kau
percaya dengan cinta?” Ucap Daniel bersandar dipohon
sakura.
“Aku?
Percaya.” Jawabku sambil duduk didepannya.
“Aku
tidak”
“Kenapa?”
“Cinta
itu penyakit yang nikmat”
“Lalu?”
“Aku
tidak mau sampai penyakit itu bersarang dihatiku”
Tutur Daniel.
“Kenapa?”
Tanyaku
mengernyitkan dahi.
“Aku
akan pergi jauh”
“Lalu
apa hubungannya?”
“Aku
berusaha untuk tidak jatuh cinta kepadamu lebih dalam”
“Yaa..Aku
tahu”
“Itu
akan memberatkanku disana”
“Tak
apa. Aku juga tidak ingin memberatkanmu”
“Sejujurnya,
aku tidak suka Amerika”
“Kenapa?”
“Tidak
ada kau”
Sudah
5 kali musim semi, aku masih terbayang saat-saat itu, saat-saat kau akan pergi
jauh dan meninggalkanku. Hhh aku lupa, perihal siapa yang ditinggalkan dan
siapa yang meninggalkan, kita tidak ada peran disitu. Hubungan kita pada saat
itu hanya sebatas teman kan?
Hembusan
angin musim semi menenggalamkanku dalam ingatan akan dirimu. Aku duduk dibawah
pohon sakura, sendirian, kulihat orang membawa teman, kekasih dan keluarganya.
Aku rentangkan tubuhku lalu kulihat bunga sakura menggantung manis seolah-olah
menyapaku.
Dan
ingatanku tentangmu kembali bangkit lagi…
“Aku
ingin menjadi sakura” Ucapku padanya dipinggir danau.
“Kau
akan mempunyai kekuatan?”
“Bukan.
Maksudku, bunga sakura”
“Ah,
aku tidak suka Naila menjadi bunga sakura” Ucap dia padaku.
“Bunga
sakura itu indah, selalu dinanti banyak orang, mempunyai makna yang bagus”
“Aku
tetap tidak suka. Jangan jadi bunga sakura”
“Kenapa?”
“Kau
memang indah, dinanti-nanti orang, mempunyai makna yang bagus..”
“Lalu?”
Aku
memotong kata-katanya.
“Tapi
kau akan gugur, kau pergi dengan cepat dihembus angin musim semi, lalu aku akan
sedih”
“Okey!
Aku tidak mau menjadi bunga sakuraaa” Ucapku sambil tertawa.
“Kenapa?”
“Aku
tidak mau membuatmu sedih”
Aku meneteskan air
mataku, haruskah aku lebih keras membunuhmu?
Apa yang harus aku lakukan?
Apa Amerika menenggelamkanmu terhadapku?
Hai sakura, aku tidak
akan pernah memintamu bertahan lebih lama dari biasanya.
Aku hanya ingin
meminta padamu….
Lenyapkan dia dalam
hatiku, juga ingatanku.