sumber gambar: instagramnya Indra |
Sore itu Jakarta sangat
cantik, pepohonan yang asri, angin yang lembut, dan orang-orang terlihat lebih
bahagia daripada hari-hari sebelumnya sebelum Jakarta secantik sore ini. Ini
hari Minggu, Taman Suropati selalu ramai pengunjung. Termasuk aku dan temanku
yang sengaja datang ke sini untuk membaca buku di lapak “Perpustakaan Jalanan”.
Perpustakaan ini merupakan gabungan dari berbagai komunitas literasi, termasuk
Pecandu Buku.
Sesampainya aku di lapak, aku langsung disambut oleh Indra,
yang rajin menjaga lapak perpustakannya itu setiap hari Minggu dari jam 1
sampai jam 7 malam. Ia tampak bahagia di antara banyaknya buku yang
dibiarkannya tergelar begitu saja—tentu saja untuk dibaca siapa saja yang mau.
gambar: Ignya Indra, desain: Sokhi |
Terlihat di sana ada buku-buku populer, sastra, komik,
dan lainnya.
“Gue semangat buat ngelapak di sini karena ada satu
alasan,” kata Indra, “ada satu bocah kelas 4 SD suka baca di sini, dan dia
sambil jualan tisu.”
“Eh, kayak cerita-cerita di novel atau cerpen, ya,”
selorohku.
Hal inilah yang membuat Indra semangat terus membuka lapak
perpustakannya, di samping untuk dibaca banyak orang yang ada di Taman Suropati
tentu saja. Indra merupakan salah satu murid SMKN 11 Jakarta yang baru saja
menyelesaikan UN, ia juga salah satu anggota jurnalis pelajar di sekolahnya. Rencananya setelah lulus ia akan kerja kemudian melanjutkan
kuliahnya di UNJ jurusan sastra.
Ia bercerita bahwa sebuah komunitas, tak terkecuali
Pecandu Buku, membutuhkan regenerasi. Dan Indra merupakan regenerasi komunitas
tersebut sebab umurnya masih muda dibanding anggota yang lain.
“Yang lain udah pada sibuk,” ujarnya di tengah obrolan
kami, “ada yang kerja, ada yang kuliah, jadi nggak sempet ngelapak.”
Walaupun umurnya di bawah anggota lain, ia terlihat
begitu luwes ketika bergaul dengan
mereka.
Ignya Indra |
Kebetulan, yang datang ke Taman Suropati bersamaku adalah
kakak kelasnya waktu SMP. Ia adalah
saksi hidup Indra. Waktu SMP, katanya, Indra sangat badung, tak pernah alfa
tawuran, dan rajin keluar-masuk ruang BK.
Sebelumnya ia juga tak menyangka bahwa Indra yang
sekarang menjadi berubah.
“Serius itu Indra?”
“Serius.”
“Padahal waktu SMP badung luh.”
Apalah mau dikata, Indra yang sekarang bukanlah Indra
yang dulu. Sekarang ia adalah bagian dari Pecandu Buku, misinya adalah menyebarkan
virus-virus membaca, bukan lagi membuat bocor kepala anak sekolah sebelah.
Ada hal yang tidak mengenakan ketika Indra ngelapak. Yakni banyak buku yang hilang
ketika dipinjam orang. Apalagi buku itu adalah buku bagus dan mahal!
“Emang kenyang apa ya nyolong buku?” tanyanya padaku.
“Gatau deh, mungkin ada sensasinya.”
“Semacam orgasme ya?”
“Hahahahaha.”
Dan sore itu Jakarta masih cantik, pepohonan yang asri,
angin yang lembut, dan orang-orang terlihat lebih bahagia daripada hari-hari
sebelumnya sebelum Jakarta secantik sore ini. Ini hari Minggu, Taman Suropati
selalu ramai pengunjung. (AAB)