Oleh: Afsokh Q
Suatu malam aku bertemu
seorang kawan. Ia memiliki banyak koleksi buku, dan sering membuka lapak baca
di sebuah taman. Malam itu kami bertemu di rumahnya. Di sana aku memberinya
beberapa buku untuk menambah koleksinya. Walaupun hanya beberapa buku sih.
Kami berbincang lama di rumahnya di lantai dua. Di sana
terlihat banyak buku bertumpuk-tumpuk. Dan kulihat-lihat buku itu dan, ia tanpa
diminta, menjelaskan buku-buku itu. Dan salah satu buku yang menarik buatku
adalah buku yang berjudul Full Steam Head!.
Buku yang ia dapat dari acara Kick Andy.
Aku juga kebetulan menonton episode itu, episode dengan
bintang tamu orang-orang yang boleh dikatakan tidak terlalu mampu, namun bisa
membuat suatu hal yang wow. Salah
satu yang paling kuingat adalah tentang seorang tukang becak yang mengurusi
banyak orang dengan gangguan mental.
Itu sungguh menginspirasi. Karena itulah, kupikir buku
yang dibagikan saat episode itu juga buku yang menginspirasi.
Jelas saja buku Full
Steam Head! adalah buku yang mengispirasi. Di halaman awal pun aku sudah
tersentak, aku membaca kalimat begini:
“Karena
kepemimpinan selalu diawali dengan visi, visi yang kabur hanya akan menimbulkan masalah.”
Dari sini aku mulai tertarik untuk membacanya lebih
lanjut.
Akhirnya
aku pamit kepada kawanku itu dan diantarnya aku pulang. Selama di perjalanan,
kami berbincang banyak hal. Jakarta malam itu dingin, sedikit gerimis namun
menyejukan.
***
Tujuan. Semua orang
memiliki tujuan, dan setiap orang adalah pemimpin untuk dirinya sendiri. Namun
bagaimana jika sudah menyangkut tujuan orang banyak yang terkumpul dalam sebuah
organisasi atau katakanlah ekstrakulikuler di sekolah.
Tujuan mereka harus jelas. Tujuan yang menyatakan dengan
jelas dan gamblang ‘kenapa mereka ada dan untuk apa kehadiran mereka?’, tujuan
yang jelas pastinya akan mengarahkan segenap energi dan antusiasme seluruh
anggota.
Tentu saja ini pekerjaan rumah bagi pemimpin organisasi
atau ekstrakulikuler tersebut. Dan ia juga harus bisa menggambarkan masa depan
organisasi atau ekstrakulikuler dengan sangat jelas. Jika semuanya kabur, samar-samar, maka tunggu saja
kehancuran.
“Kadangkala misi yang baik semestinya menyatakan tujuan dengan jelas. Namun
sayangnya, kata misi sudah terlalu
sering digunakan dan memiliki beragam arti sehingga akhirnya kata ini pun
menjadi terlalu memusingkan. Jadi, menurut saya, lebih mudah menggunakan kata tujuan. Sesungguhnya, apa pun istilah
yang Anda gunakan tidaklah masalah selama kata-kata itu bisa menjelaskan
‘mengapa kita ada?’” (Full
Steam Head, hal 33).***
Hah?
Apa? Kamu mempertanyakan kenapa di tulisan ini tidak ada pembahasan tentang
gebetan seperti yang tertera di judul? Ya maap aja ya, aku cuma iseng
nambah-nambah judulnya, soalnya kalo dikasih judul ‘Tujuan’ doang kan nggak
seru jadinya. Hahaha.
Oke
ya, aku mau lanjut baca buku duluh. Jangan lupah bahagiah..
Tentang
penulis:
Pejalan kaki sejati, sering ditemui
di trotoar jalan