Suara bedebum buku jatuh memenuhi ruangan berukuran 4x5 meter persegi itu, terdengar dari suara debumannya dapat di tafsir jika buku yang jatuh adalah buku yang tebalnya 2x buku novel Twilight seri pertama. Dan benar saja sang pemilik buku tebal itu kini menggerutu kesal karena kaki kecil ukuran 36 miliknya tertimpa buku -yang ternyata kamus China-Indonesia.
"what a bad day tomorrow!" gerutunya sambil mengambil asal kamus berat itu.
Apa yang tak kau sebut sempurna jika kau harus mengerjakan 3 macam pekerjaan rumah yang harus kau kumpul besok? Sastra bahasa mandarin, naskah drama bahasa inggris dan makalah bahasa indonesia yang tebalnya dapat melebihi 30 lembar HVS.
Bahasa bahasa bahasa.
"Aku bisa gila" bisiknya pelan lalu kembali melanjutkan aktivitas menulis huruf Hanja diatas buku kotak berlabel nama "Mawar" itu.
Gadis itu melirik jam digital yang berada di screen handphone layar sentuhnya lalu menghela nafas -jam sudah menunjukan pukul 23:45 dan tugas sastra mandarinnya belum selesai -sama sekali belum. Baru saja ia memulai, baru kalimat ketiga paragraf pertama dari 10 paragraf yang harus ia salin. Matanya sudah 5watt namun wajah marah sang Lause yang benar benar seram hinggap di otaknya membuatnya harus berfikir 2x untuk sekedar menutup mata sejenak. Jam pertama pula. Lengkaplah sudah.
"Ya ampun... semoga besok Lause Zhang tidak masuk" doanya sambil menulis kembali namun matanya benar benar tidak kuat lagi.
"Semoga besok ada keajaiban"
Dan dengan doanya itu ia berniat tidur untuk sebentar waktu, bangun lalu melanjutkan kembali PR nya.
***
Mata dengan lingkaran hitam samar disekitarnya itu mulai mengerjap pelan saat seberkas sinar matahari yang menerobos masuk ke jendela yang berada tepat didepannya ikut masuk ke dalam retina nya. Perlahan Mawar mengangkat kepalanya yang terasa begitu berat dan menatap langung pada setitik cahaya silau tepat didepan mata. Ia segera sadar dan cepat cepat meraih handphonenya -tepat pukul 06:00.
DAN 30 MENIT LAGI SUDAH BEL SEKOLAH!
Dan sialnya ia ketiduran semalam. Huft....
Lalu dengan terburu ia beranjak dari posisi tidur sambil duduknya dan berlari ke kamar mandi.
15 menit kemudian Mawar sudah siap dengan seragam putih abu abunya yang terlihat kurang rapih keluar dari kamar mandi sambil mengikat dasi. Rambut yang ia kuncir asal terlihat berantakan karena belum disisir. Matanya teralih pada tumpukan buku diatas meja belajarnya dan seketika ia menepuk jidatnya -menimbulkan suara yang begitu jelas kentara dan berakhir dengan tangannya yang beralih untuk mengusap jidatnya yang kini terasa sakit dan ia yakin warnanya memerah.
"aishh aku belum selesai menyalinnn... oh God what should I do?!!" cemas Mawar sambil mengacak rambut -membuat rambutnya semakin berantakan dan menambah kacau penampilannya.
CTAK!
Dan belum selesai acara shock nya karena tugas kini ia dikagetkan dengan suara lemparan yang ia yakini berasal dari dalam lemarinya. Dengan penasaran tentunya ia menghampiri lemari jati ukuran sedang yang merupakan lemari kramat -menurutnya karena sudah ada saat ia kecil. Ia membuka lemari itu perlahan namun tak mendapati apapun didalamnya, hanya baju baju miliknya yang tertata kurang rapih.
"Halo"
"AAAAAAAAAAAA"
Gadis itu berteriak histeris ketika mendengar sapaan dari belakang tubuhnya karena setaunya ia hanya sendiri tadi. Dan dengan sedikit gemetar ia berbalik arah-
-namun tidak menemukan apapun. Ia semakin ketakutan, wajah nya mulai pucat. Dan ia tambah kaget ketika sesuatu? seorang? atau sebuah? sehelai kah? entah apa itu seperti manusia bersayap versi mini -lebih kecil dari boneka barbie miliknya dulu terbang melayang tepat didepan wajahnya.
"Halo" sapa sebuah? seekor? seorang? entahlah itu -lagi.
"si-si-siapa kau? maksudku kau itu apa?!"
Mahluk itu hanya tersenyum, membuat sayap kecilnya yang indah berkilau. "Aku keajaiban yang kau minta semalam" ucapnya membuat Mawar semakin bingung namun sudah tidak begitu takut.
"keajaiban?" ulangnya.
"Ya keajaiban" jawab mahluk itu sambil mengangguk cepat. "kau memintanya semalam"
Mawar mulai menganggukan kepalanya ketika ia mengingat hal apa yang ia minta semalam. Namun otaknya bertanya, apa mahluk dihadapannya ini nyata? oh ayolah ini dunia nyata dan bukan khayalan. Mahluk semacam itu hanya dongeng. Fairytale! Atau ini hanya khayalan dan halusinasinya semata?
"aku nyata..." ucap mahluk itu seakan bisa membaca pikiran Mawar. "kau boleh minta keajaiban apapun itu dari ku. Aku ini semacam... hmmm apa ya? Peri? ya semacam itu.."
Oke Mawar merasa ia mulai gila. Namun sekarang ia tak mau ambil pusing untuk memikirkan hal hal logis lainnya tentang dongeng yang nyata dihadapannya ini. Ah! keajaiban!
"aku mau pergi saja! aku tak mau sekolah! banyak tugas hari ini dan aku tak mau masuk.. apalagi aku belum selesai menyalin sastra mandarin ku..." ucap Mawar panjang lebar.
"hmmmm baiklah, kau mau kemana? maksud ku tempat yang ingin kau tuju..." tanya sang Peri yang kini memegang tongkat yang entah darimana datangnya.
Sejenak Mawar berfikir dengan telunjuk didagunya serta alis berkerut. Setelah sepersekian detik kemudian ia menjentikan jarinya dengan wajah sumringah -kalau di film kartun mungkin sudah ada lampu terang yang menyala diatas kepalanya.
"aku ingin ke air terjun"
***
Mawar terkejut saat mendapati sekelilingnya yang berubah dari kamar monoton berisikan benda benda miliknya menjadi pemandangan hijau pohon pohon rindang yang indah serta air terjun yang tingginya hampir 30meter didepannya. Mawar dapat merasakan cipratan air yang jatuh memantul setelah menerpa bebatuan; begitu segar terlihat air genangan air terjun yang mengalir ke tempat lain.
"indahnya... aku boleh berenang?" tanya mawar yang dibalas anggukan cepat oleh sang Peri. Sang Peri mulai mengayunkan tongkat lalu mengarahkannya pada Mawar.
TRING
seketika baju seragam yang Mawar kenakan kini telah terganti dengan baju kaus dan celana pendek selutut yang biasa ia pakai dirumah. Betapa bahagianya Mawar dan tanpa basa basi iapun langsung meloncat ke dalam air.
BYURRRRR
Dan Mawar terkejut merasakan dinginnya air diwajahnya. Tanganya reflek mengusap wajahnya yang basah dan matanya mulai mengerjap pelan; seberkas cahaya masuk ke indra penglihatannya dan ia dapat melihat seseorang -walau tak begitu jelas- sedang berkacak pinggang.
"MAWAR SAMPAI KAPAN KAU TIDUR TERUS KAU BISA TERLAMBAT SEKOLAH!!!"
"jadi tadi hanya mimpi?"
Cewek kelas 10 jurusan Aluntasi 1 yang kelasnya paling besar di antara yang lainnya. Tri suka menulis cerpen.