Senin, 01 Mei 2017

sumber gambar: instagramnya Indra




Sore itu Jakarta sangat cantik, pepohonan yang asri, angin yang lembut, dan orang-orang terlihat lebih bahagia daripada hari-hari sebelumnya sebelum Jakarta secantik sore ini. Ini hari Minggu, Taman Suropati selalu ramai pengunjung. Termasuk aku dan temanku yang sengaja datang ke sini untuk membaca buku di lapak “Perpustakaan Jalanan”. Perpustakaan ini merupakan gabungan dari berbagai komunitas literasi, termasuk Pecandu Buku.
            Sesampainya aku di lapak, aku langsung disambut oleh Indra, yang rajin menjaga lapak perpustakannya itu setiap hari Minggu dari jam 1 sampai jam 7 malam. Ia tampak bahagia di antara banyaknya buku yang dibiarkannya tergelar begitu saja—tentu saja untuk dibaca siapa saja yang mau. 

gambar: Ignya Indra, desain: Sokhi


            Terlihat di sana ada buku-buku populer, sastra, komik, dan lainnya.
            “Gue semangat buat ngelapak di sini karena ada satu alasan,” kata Indra, “ada satu bocah kelas 4 SD suka baca di sini, dan dia sambil jualan tisu.”
            “Eh, kayak cerita-cerita di novel atau cerpen, ya,” selorohku.
            Hal inilah yang membuat Indra semangat terus membuka lapak perpustakannya, di samping untuk dibaca banyak orang yang ada di Taman Suropati tentu saja. Indra merupakan salah satu murid SMKN 11 Jakarta yang baru saja menyelesaikan UN, ia juga salah satu anggota jurnalis pelajar di sekolahnya. Rencananya setelah lulus ia akan kerja kemudian melanjutkan kuliahnya di UNJ jurusan sastra.
            Ia bercerita bahwa sebuah komunitas, tak terkecuali Pecandu Buku, membutuhkan regenerasi. Dan Indra merupakan regenerasi komunitas tersebut sebab umurnya masih muda dibanding anggota yang lain.
            “Yang lain udah pada sibuk,” ujarnya di tengah obrolan kami, “ada yang kerja, ada yang kuliah, jadi nggak sempet ngelapak.”
            Walaupun umurnya di bawah anggota lain, ia terlihat begitu luwes ketika bergaul dengan mereka. 

Ignya Indra


            Kebetulan, yang datang ke Taman Suropati bersamaku adalah kakak kelasnya waktu  SMP. Ia adalah saksi hidup Indra. Waktu SMP, katanya, Indra sangat badung, tak pernah alfa tawuran, dan rajin keluar-masuk ruang BK.
            Sebelumnya ia juga tak menyangka bahwa Indra yang sekarang menjadi berubah.
            “Serius itu Indra?”
            “Serius.”
            “Padahal waktu SMP badung luh.”
            Apalah mau dikata, Indra yang sekarang bukanlah Indra yang dulu. Sekarang ia adalah bagian dari Pecandu Buku, misinya adalah menyebarkan virus-virus membaca, bukan lagi membuat bocor kepala anak sekolah sebelah.
            Ada hal yang tidak mengenakan ketika Indra ngelapak. Yakni banyak buku yang hilang ketika dipinjam orang. Apalagi buku itu adalah buku bagus dan mahal!
            “Emang kenyang apa ya nyolong buku?” tanyanya padaku.
            “Gatau deh, mungkin ada sensasinya.”
            “Semacam orgasme ya?”
            “Hahahahaha.”
            Dan sore itu Jakarta masih cantik, pepohonan yang asri, angin yang lembut, dan orang-orang terlihat lebih bahagia daripada hari-hari sebelumnya sebelum Jakarta secantik sore ini. Ini hari Minggu, Taman Suropati selalu ramai pengunjung. (AAB)




Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Kamu Pembaca Ke

Random Post

Galeri foto

Galeri foto

Ikuti media sosial kami