PART 5
“Oke anak-anak setelah selesai sarapan, kita akan
pergi ke danau yang tidak jauh dari sini. Kita akan memancing
ikan. Bapak harap kalian segera bersiap” ucap Pak Bima.
“Duh pak, ngapain mancing-mancing sih pak, panas pak,
udah gitu takut ada buaya” ucap Zirah, hal itu sontak ikut membuat mereka
ketakutan.
“Heh, ga ada buaya-buaya, yang ada tuh buaya darat noh
kaya si Azka” ucap Della dengan bersungut-sungut. Azka yang mendengar namanya
disebut pun hanya bisa memicingkan mata. Lain halnya dengan yang lain seolah
melupakan ketakutannya, mereka asik tertawa sampai
terpingkal-pingkal.
Akhirnya, mereka semua pun selesai sarapan dan
langsung menuju danau, yang tentunya didampingi oleh Pak Bima. Selama
perjalanan gelak tawa tak henti-hentinya terucap dari bibir mereka.
Setelah sampai di danau, mereka semua langsung
menyiapkan alat pancing dan umpan. Sudah hampir 1 jam mereka memancing, namun
belum juga membuahkan hasil. Daneen yang merasa bosan pun lantas memutuskan
berkeliling sebentar.
Belum seberapa jauh Daneen melangkah, seseorang
menepuk bahunya.
“Hai Anne” sapa Daneen.
“Daneen, kamu harus segera menemukan buku itu dan harus
mengikuti petunjuknya. Jika terlambat, maka kamu akan celaka, kamu
mempunyai waktu 2 hari dari sekarang” ucap Anne.
“Tunggu Anne, bisa kau jel….” ucapan Daneen terputus
tatkala Anne menghilang dari pandangannya.
“Daneen!” ucap Rifa. Daneen pun sontak terlonjak
kaget.
“Duh, apaan sih Rif, bisa nyantai dikit ga sih kalo
ngomong” sengit Daneen.
“Heh! Lu dicariin yang lain noh, udah pada mau balik
ke tenda” ujar Rifa.
“Ck, iya-iya bawel” Daneen pun melangkah pergi
begitu saja tanpa menghiraukan Rifa yang terus mengucapkan sumpah
serapahnya.
Melihat Daneen yang sudah kembali, Pak Bima pun
memimpin muridnya untuk balik menuju tenda. Kali ini perjalanan mereka
sangat membosankan, karena sesungguhnya mood mereka sangat turun
drastis karena 2 jam memancing hanya berhasil membawa 2 ekor ikan.
Setelah sampai di tenda, mereka pun bergegas
menyiapkan makan siang. Setelah itu mereka dipersilahkan istirahat.
~
3 jam kemudian
“Ayo anak-anak bangun, sudah cukup istirahat kalian”
teriak Pak Bima.
Tak lama kemudian semua murid sudah
berkumpul.
“Oke, jadi sekarang kita akan mempersiapkan bahan dan
alat untuk pesta barbeque nanti malam, kalian siap?!” ucap Pak Bima
“Siap pak!” Anak murid menjawab dengan serentak.
Kemudian berpencarlah mereka menjadi 2 kubu, yaitu
perempuan dan laki-laki. Murid perempuan mempunyai tugas untuk membuat bumbu
dan menyiapkan bahan makanan untuk nanti malam, sedangkan murid lelaki
mempunyai tugas untuk mengumpulkan kayu kering untuk membuat api unggun dan
tentunya untuk perapian barbeque mereka.
Tak terasa hari pun berganti malam, semua persiapan
sudah selesai dan kini mereka sedang hilir berganti memanggang makanannya
masing-masing.
“Jreng, Oh Tuhan…kucinta dia, kusayang dia…” tiba-tiba
Azka bernyayi.
“Dianya engga…” sambung Della.
Dan semuanya pun tertawa melihat kelakuan Della yang
senang mengganggu Azka. Sontak, Azka berhenti bernyanyi dan memilih beranjak
untuk memanggang makanannya, dan tentunya gitar diambil oleh Bian dan nyanyian
pun dilanjutkan oleh Daneen yang memang ingin melupakan sejenak masalahnya.
Begitulah malam terakhir mereka pada camping kali ini,
diisi gelak dan tawa, sebelum kemudian Pak Bima menyuruh mereka ke tenda
masing-masing dikarenakan malam yang semakin larut.
Dalam tidurnya, Daneen pun bermimpi didatangi oleh
almarhum kakeknya.
“Daneen, kamu harus hati-hati dia mengincarmu” ucap
almarhum kakeknya.
Setelah itu bayangan itu pun pergi dan
menyisakan Daneen yang terbangun akibat mimpi tersebut.
Tak terasa pagi pun menjelang, semua orang
sibuk dengan kegiatannya sendiri, ada yang membersihkan diri, sarapan, berkemas, ngobrol
dan masih banyak lagi. Begitupun dengan Daneen, dia sibuk menahan kantuk yang
mendera, karena akibat mimpi semalam, dirinya enggan untuk tidur lagi, karena
jujur dirinya merasa sangat terganggu dan takut dengan kejadian
beberapa hari ini.
Sekitar jam 9 Pak Bima pun mengumpulkan semua murid, kemudian
mengabsennya dan semua murid menempati bis dan duduk di kursi
masing-masing.
Ditengah perjalanan, bis mereka mampir disebuah
sentral oleh-oleh, tentunya mereka pun berlari ke berbagai arah mengambil
oleh-oleh yang menarik dimata. Perjalanan pulang ini sangat mengasyikan
karena diisi dengan canda tawa akibat gombalan Azka kepada Della. Tak terasa,
mereka semua sudah sampai di sekolah, mereka pun segera mencari orang yang menjemput
mereka masing-masing.
Tentunya, Daneen, Della, Zirah, dan Bian menyempatkan
untuk berfoto ria sebelum pulang. Setelah puas berfoto mereka pun berpencar
mencari orang yang menjemput mereka. Akhirnya setelah lama mencari, Daneen
pun menemukan mobil ibunya, tanpa membuang waktu dia pun segera pergi menuju
ibunya.
“Ibu, udah lama nunggu?” tanya Daneen.
“Duh, kamu nih ya bisanya buat ibu kaget aja, belum
ibu baru aja sampai, yaudah kita langsung pulang yuk” Daneen pun menuruti
perkataan sang ibu.
Tak lama kemudian, mereka pun sampai di rumah.
Daneen yang memang dasarnya pendiam pun semakin menjadi pendiam, dan hal itu
tentu dirasakan oleh ibunya. Tetapi ketika ditanya, Daneen hanya menjawab
dengan senyuman, dan langsung pergi entah kemana.
Dan disinilah Daneen sekarang berada, persis
seperti yang dikatakan Anne, Perpustakaan kota, lorong paling sepi. Daneen pun
mencari buku yang dimaksud Anne. Cukup lama ia mencari, karena begitu ia
memasuki lorong ini, hawa berbeda langsung menghampiri. Dan tepat ketika
matanya mulai mencari buku tersebut, sosok bayangan hitam itupun menampakan
dirinya lagi, kali ini bahkan bayangan itu tak lagi sembunyi-sembunyi tuk
menampakan dirinya. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi Daneen saat ini,
keringat dingin sudah bercucuran dari seluruh tubuhnya.
Daneen tetap berusaha fokus, dan akhirnya, ia pun
menemukan buku dengan judul ‘Something In The Earth’. Ketika ia akan membuka
buku tersebut, tiba-tiba…
~Bersambung