Oleh: Andrian Mulya Drama
Long ago....
Inside distant memory...
There is a voice access....
Do you believe of world of happy endings ?
Even the road seems long..
Every breath you take will lead you closer to..
A special place within your never ever....
Alunan
lagu japanese-pop itu selaras dengan gelapnya pagi ini, langit begitu gelap
walaupun sudah waktunya bagi mentari untuk bersinar, seolah menghalangi sinar
hangatnya menembus bumi ini. Dan seperti kebanyakan pelajar pada umumnya akupun
mulai beranjak dari kasurku untuk bersiap siap pergi ke sekolah, walaupun bagi
gue sekolah sama saja dengan dirumah. Aku tetap sendiri.
Nama
gue adalah fransisca vincentia, Saat ini gue bersekolah di salah satu SMA yang
cukup elite di jakarta. Namun bukan berarti gue orang kaya, gue bisa bersekolah
dsini karena beasiswa yang kuraih sejak gue bersekolah di sekolah dasar.
Sebenarnya kalau hanya untuk sekolah kedua orang tua gue masih sanggup
membiayai gue namun karena gue ingin meringankan beban mereka maka kuputuskan
belajar sedikit lebih keras dari teman teman gue yang sedang menikmati
kehidupan mereka.
Setelah
gue selesai bersiap siap, segera kupakai sepatu gue dan bergegas pergi
kesekolah. Sepanjang perjalan gue terus melamun, memikirkan nasibku. “kenapa gw
harus belajar mati matian padahal orang tua gw ga pernah bangga sama setiap
piala atau sertifikat yang gw bawa ke rumah. Apa gw masih dianggap sebagai anak
mereka ya atau gw cuma sekedar orang yang menumpang mereka ?” ah memang..
Mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri.
Sesampainya
di kelas gue, hening. Jumlah murid yang ada tidak lebih dari sepuluh orang.
Memang masih jam 06.00 dan cuaca sedang hujan yang membuat kebanyakan temanku
memilih melanjutkan tidurnya dan orang tua mereka akan menelpon ke sekolah
untuk mengatakan kalau mereka sakit. “Ah indahnya bila hidupku bisa seperti
itu...” gumamku. Namun segera kutepis jauh jauh pikiran itu karena tujuan ku ke
sekolah hanya untuk belajar.
“wei..
Masih pagi udh ngelamun aja.. Orang pinter kaya lu lagi mikirin apa sih” sapa
teman di sebelah gue, christine “ngga ngelamun sih cuma lagi ngecek ingetan
buat UL mat nanti” balasku, “weh kampret gw lupe abis ini ada UL mat lagi
gegara keasikan pacaran”.“yeh lagian lu pacaran mulu bukannya belajar yang
bener”, “ya mau diapain lagi namanya juga anak muda lagi dimabuk cinta gini
deh... Mumpung masih pagi nih masih ada waktu ajarin gw dong paling ngga biar
gw ga dapet 0 nanti”. “yaudah sini cepetan”
Sekilas
tentang temanku christine, mukanya sangat cantik seperti model, dengan lekuk
badan yang bagus dan sifatnya yang imut seperti paket lengkap yang membuat
semua pria rela bersimpuh agar dapat menyandang status pacaran dengan
“princess” dari kelas kami ini, terlebih lagi kedua orang tuanya adalah
pengusaha kebun kelapa sawit yang cukup besar. Dan tentu bisa ditebak kalau
keluarga mereka tidak pernah merasakan kekurangan, namun biarpun dia orang kaya
dia tetap baik didepanku.
Sedangkan
aku ? Haha aku ini termasuk gadis yang biasa biasa saja. Tidak ada yang bisa
dibanggakan dariku selain nilaiku yang cukup bagus. Wajahku tidak terlalu
cantik, bahkan bisa dibilang aku ini gadis yang tidak menarik sama sekali.
Lekuk badanku pun hanya seperti papan tempe, lurus dan tidak ada lekukan sama sekali.
Soal ekonomi keluarga ku tidak berlebihan tapi juga tidak kekurangan. Yah yang
penting untuk makan dan untuk hidup masih cukup lah.
“widih
masih pagi pagi dingin begini niat banget buka buku setan wkwk” ucap salah satu
teman cowok yang duduk didepanku, mike. Kalau si christine itu princess disini
mungkin si mike ini princenya. But in fact, they are just friend. “tau nih si
putri keasikan pacaran sampe lupa belajar” balasku, “weh jangan buka buka aib
napa.” timpa christine dengan nada bercanda walau mukanya terlihat serius.
“lagian lu belajar bukannya kasih tau... Soalnya gw juga belom belajar~”. “duh
baru tau gw ada pangeran sama putri yang males begini” ucapku sambil tertawa
pada mereka.
Sebenarnya
gue dan christine baru mulai dekat setalah pembagian rapot semester 1, gue
mendapat ranking 1 dan dia ranking 2. Lalu sejak saat itu dia mlai dekat dengan
gue, padahal sebelumnya dia tidak pernah berbicara dengan gue Begitupun dengan
mike, dia sebenarnya tidak bodoh hanya dia malas untuk belajar namun cukup
sangat bersemangat untuk hal untuk 1 hal, yaitu olahraga. Mungkin karena itu
banyak wanita yang menaruh perasaan padanya, termasuk diriku walau tidak pernah
ada bayangan sekecil apapun di benak ku untuk bisa berjalan bergandengan tangan
di sampingnya.
Namun
semuanya berubah secara cepat... Semuanya berubah setelah ujian Matematika pada
hari itu. Hari dimana gue ingin kembali dan mengulang hari itu sekali lagi
hanya untuk memperbaiki kesalahan paling fatal yang kulakukan sepanjang hidup
gue. Hal yang seharusnya gue lakukan sejak gue kenal dengannya...