Minggu, 10 April 2016

Oleh: Andrian Mulya Drama 
Long ago....
Inside distant memory...
There is a voice access....
Do you believe of world of happy endings ?
Even the road seems long..
Every breath you take will lead you closer to..
A special place within your never ever....

Alunan lagu japanese-pop itu selaras dengan gelapnya pagi ini, langit begitu gelap walaupun sudah waktunya bagi mentari untuk bersinar, seolah menghalangi sinar hangatnya menembus bumi ini. Dan seperti kebanyakan pelajar pada umumnya akupun mulai beranjak dari kasurku untuk bersiap siap pergi ke sekolah, walaupun bagi gue sekolah sama saja dengan dirumah. Aku tetap sendiri.

Nama gue adalah fransisca vincentia, Saat ini gue bersekolah di salah satu SMA yang cukup elite di jakarta. Namun bukan berarti gue orang kaya, gue bisa bersekolah dsini karena beasiswa yang kuraih sejak gue bersekolah di sekolah dasar. Sebenarnya kalau hanya untuk sekolah kedua orang tua gue masih sanggup membiayai gue namun karena gue ingin meringankan beban mereka maka kuputuskan belajar sedikit lebih keras dari teman teman gue yang sedang menikmati kehidupan mereka.

Setelah gue selesai bersiap siap, segera kupakai sepatu gue dan bergegas pergi kesekolah. Sepanjang perjalan gue terus melamun, memikirkan nasibku. “kenapa gw harus belajar mati matian padahal orang tua gw ga pernah bangga sama setiap piala atau sertifikat yang gw bawa ke rumah. Apa gw masih dianggap sebagai anak mereka ya atau gw cuma sekedar orang yang menumpang mereka ?” ah memang.. Mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri.

Sesampainya di kelas gue, hening. Jumlah murid yang ada tidak lebih dari sepuluh orang. Memang masih jam 06.00 dan cuaca sedang hujan yang membuat kebanyakan temanku memilih melanjutkan tidurnya dan orang tua mereka akan menelpon ke sekolah untuk mengatakan kalau mereka sakit. “Ah indahnya bila hidupku bisa seperti itu...” gumamku. Namun segera kutepis jauh jauh pikiran itu karena tujuan ku ke sekolah hanya untuk belajar.

“wei.. Masih pagi udh ngelamun aja.. Orang pinter kaya lu lagi mikirin apa sih” sapa teman di sebelah gue, christine “ngga ngelamun sih cuma lagi ngecek ingetan buat UL mat nanti” balasku, “weh kampret gw lupe abis ini ada UL mat lagi gegara keasikan pacaran”.“yeh lagian lu pacaran mulu bukannya belajar yang bener”, “ya mau diapain lagi namanya juga anak muda lagi dimabuk cinta gini deh... Mumpung masih pagi nih masih ada waktu ajarin gw dong paling ngga biar gw ga dapet 0 nanti”. “yaudah sini cepetan”


Sekilas tentang temanku christine, mukanya sangat cantik seperti model, dengan lekuk badan yang bagus dan sifatnya yang imut seperti paket lengkap yang membuat semua pria rela bersimpuh agar dapat menyandang status pacaran dengan “princess” dari kelas kami ini, terlebih lagi kedua orang tuanya adalah pengusaha kebun kelapa sawit yang cukup besar. Dan tentu bisa ditebak kalau keluarga mereka tidak pernah merasakan kekurangan, namun biarpun dia orang kaya dia tetap baik didepanku.

Sedangkan aku ? Haha aku ini termasuk gadis yang biasa biasa saja. Tidak ada yang bisa dibanggakan dariku selain nilaiku yang cukup bagus. Wajahku tidak terlalu cantik, bahkan bisa dibilang aku ini gadis yang tidak menarik sama sekali. Lekuk badanku pun hanya seperti papan tempe, lurus dan tidak ada lekukan sama sekali. Soal ekonomi keluarga ku tidak berlebihan tapi juga tidak kekurangan. Yah yang penting untuk makan dan untuk hidup masih cukup lah.

“widih masih pagi pagi dingin begini niat banget buka buku setan wkwk” ucap salah satu teman cowok yang duduk didepanku, mike. Kalau si christine itu princess disini mungkin si mike ini princenya. But in fact, they are just friend. “tau nih si putri keasikan pacaran sampe lupa belajar” balasku, “weh jangan buka buka aib napa.” timpa christine dengan nada bercanda walau mukanya terlihat serius. “lagian lu belajar bukannya kasih tau... Soalnya gw juga belom belajar~”. “duh baru tau gw ada pangeran sama putri yang males begini” ucapku sambil tertawa pada mereka.

Sebenarnya gue dan christine baru mulai dekat setalah pembagian rapot semester 1, gue mendapat ranking 1 dan dia ranking 2. Lalu sejak saat itu dia mlai dekat dengan gue, padahal sebelumnya dia tidak pernah berbicara dengan gue Begitupun dengan mike, dia sebenarnya tidak bodoh hanya dia malas untuk belajar namun cukup sangat bersemangat untuk hal untuk 1 hal, yaitu olahraga. Mungkin karena itu banyak wanita yang menaruh perasaan padanya, termasuk diriku walau tidak pernah ada bayangan sekecil apapun di benak ku untuk bisa berjalan bergandengan tangan di sampingnya.



Namun semuanya berubah secara cepat... Semuanya berubah setelah ujian Matematika pada hari itu. Hari dimana gue ingin kembali dan mengulang hari itu sekali lagi hanya untuk memperbaiki kesalahan paling fatal yang kulakukan sepanjang hidup gue. Hal yang seharusnya gue lakukan sejak gue kenal dengannya... 

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Kamu Pembaca Ke

Random Post

Galeri foto

Galeri foto

Ikuti media sosial kami