Aku
perempuan tak bernama. Aku, perempuan yang tak punya tempat tinggal. Aku,
sering terbang ke tempat yang aku mau. Aku, perempuan yang sangat sedih, karena
tak mempunyai seorang teman.
Aku
sering pergi ke rumah-rumah warga yang baru saja memiliki seorang bayi. Kau
tahu mengapa? Karena aku hanya ingin lihat saja. Aku ingin tahu bagaimana
rasanya memiliki seorang bayi yang lucu, aku hanya ingin melihat rupa bayi itu,
karena selama ini, aku tidak memiliki
bayi. Tapi, mengapa orang-orang sering mengatakan bahwa aku akan mengambil bayi
mereka? Sesungguhnya, aku tidak akan pernah mengambil bayi-bayi itu dari
ibunya, aku tidak bisa mengambil bayi itu. Kehadiranku tidak sejahat itu. Kalau
aku bisa, aku akan menjaga bayi itu dari kehadiran mahluk-mahluk jahat lain,
kalau itu aku bisa.
Aku,
sering hinggap dimana-mana, karena memang aku tak mempunyai tempat tinggal.
Sejujurnya aku tidak akan mengganggu bahkan mencekik seluruh keluarga. Aku
hanya diam saja, tapi kebanyakan manusia menganggap bahwa aku ingin membunuh
mereka. Aku bukan seperti itu. Maaf jika aku tidak bisa mengendalikan diri
hingga aku tak sengaja menampakkan rupaku.
Aku
sendirian. Terkadang aku mengganggu manusia disekitarku, aku ingin mempunyai
seorang teman. Tapi, kenyatannya hanya anak bayi yang bisa melihatku, itupun
mereka menangis sekencang kencangnya.
Tapi,
suatu hari, seorang perempuan cantik yang melintas dipinggir jalan dekat pohon
beringin melihat ke arahku. Aku senang akhirnya ada juga yang bisa melihatku.
Aku menghampirinya, aku mengikutinya. Lalu tiba-tiba ia mulai merasa bingung.
“Kenapa
kau mengikutiku? Apa kau jahat?” Tanya perempuan itu.
“Tidak,
aku tidak jahat”
“Lalu
kau mau apa?”
“Berbicara
padamu”
“Kau
kesepian? Aku sebenarnya sering melihatmu terbang kesana kemari, seperti tidak
ada teman”
“Memang
tidak ada teman”
“Kau
baik” Ucap perempuan itu.
Aku senang sekali
mendengar kata itu. Tidak pernah sebelumnya aku merasakan hal seperti ini.
“Apa
kau tidak takut padaku?”
“Sedikit”
“Baiklah,
lain kali aku akan menutupi wajahku dengan rambut panjangku ini agar kau tidak
takut dan mau berbibacara denganku”
“Kau
akan ku panggil apa ya?”
“Apa
saja, aku tidak peduli”
Perempuan
itu ramah sekali, dia tidak jahat, selain cantik juga hatinyapun baik. Kami
memang tidak setiap hari berbicara, karena aku tahu kalau dia sangat lelah, dia
hanya butuh tidur agar tidak letih. Dan aku, tidak akan mengganggunya.
Kalau kalian ingin berbicara
denganku, aku dengan senang hati menerimanya. Caranya mudah untuk memanggilku.
Cukup ditengah malam, kau matikan lampumu, lalu taruhlah sebuah lilin
didepanmu. Ku mohon jangan ada kaca, aku tidak suka kaca. Setelah itu,
bayangkan saja perempuan tingginya 168 cm berambut panjang dan memakai kain
putih sampai kaki. Kalau kau takut, aku akan menutupi wajahku dengan rambutku.
Aku
butuh teman.
Sampai jumpa.