Kamis, 20 Mei 2021

Aku mencintaimu.”
“Selamanya?”
“Selamanya.”

      Kia dan Putra, sepasang insan yang sedang dimabuk oleh rasa cinta. Mereka berdua mengendarai mobil ditengah malam menyusuri jalan yang biasanya mereka lalui berdua.

Putra : “I’m really in love with you, Kia” teriak Putra keluar jendela mobil.
Kia yang mendengar teriakan Putra pun sontak kaget, malu, dan senang.
Kia : “Hush, jangan gitu. Nanti kalau orang-orang bangun karna dengar teriakan mu, bagaimana? Hahaha” 
Putra : “Biar saja, biar mereka tahu kalau kamu adalah punyaku satu-satunya.”
Kia : “Aku milikmu, dan kau milikku. Tidak ada yang boleh mengambilmu dariku, titik.” Bilang Kia sambil menunjukkan ekspresi cemberut.
Putra : “Aku mencintaimu.”
Kia : “Selamanya?”
Putra : “Selamanya.”
      Tiba-tiba dering handphone Kia berbunyi, dan itu adalah ibunya.
Kia : “Duh, ibuku sudah menelpon. Aku mau pulang, ya?’
Putra : “Aku antarkan ya? Sekalian mau ketemu sama mama mertua hahaha”
Kia : “Let’s go!” jawab Kia sambil tertawa kecil.

      Dan akhirnya Putra mengantarkan Kia ke rumahnya. Sesampainya mereka dirumah Kia, nampak ibunya Kia yang khawatir menunggu didepan teras rumah.
Kia : “Ibu, Kia pulang.”
Ibu Kia : “Kia! Kamu kemana aja?! Ibu dan bapak sudah khawatir, takut kamu kenapa-kenapa!”
Putra : “Tenang aja tante, Kia tadi sama Putra. Selagi Kia sama Putra, Kia akan baik-baik aja kok tante”
Ibu Kia : “Terimakasih sudah mengantarkan Kia kerumah dengan selamat ya, nak. Sekarang sudah malam, alangkah baiknya jika kamu pulang kerumahmu sekarang.”
Putra : “Iya tante, ketemu nanti besok ya, Kia!”
Kia : “Iya Putra, hati-hati dijalan.”

      Sesampainya Putra dirumah, Putra langsung mengechat Kia.
Putra : “Kia, Putra sudah sampai dirumah. Kia lagi apa?”
Kia : “Aku lagi maskeran sambil nunggu kamu chat aku hehe.”
Putra : “Gausah ditungguin, aku akan selalu chat kamu, bahkan sampai kamu bosan sama aku, hahaha!”
Kia : “Aku gaakan bosen sama kamu.”
Putra : “Aku juga gaakan bosen buat gangguin kamu tiap hari.”
Kia : “Kamu nyebelin.”
Putra : “Eh iya, besok pagi aku jemput kamu dirumah ya?”
Kia : “Iya boleh, sana tidur nanti kamu kesiangan gajadi jemput aku lagi.”
Putra : “Iya bawel.”
Kia : “Ih, nyebelin.”
Putra : “Goodnight, Kia.”
Kia : “Goodnight.”

      Disaat pagi hari tiba, begitu pula dengan Putra yang sudah tiba dirumah Kia mereka berniat berangkat sekolah , dengan mobil yang di bawa oleh Putra. 
Selang beberapa menit mereka sampai di sekolah. Mereka tiba dengan keadaan selamat dan tidak terjadi apa apa. Sesampainya mereka disekolah mereka di kejutkan oleh banyak nya siswa dan siswi yang heboh akan ada anak baru. 
Kia : "Itu ada apa sih ? Rame banget kayanya."
Putra : "Aku juga gatau."
Kia : "Mending kita samperin aja deh put. Daripada kita ketinggalan berita."
Putra : "Ayo kita samperin dan kita tanya juga” ( sambil memegang tangan kia )

      Lalu mereka bertanya dengan salah satu siswa yang sedang berbincang bincang mengenai anak baru tersebut.
Putra : "Ada apa sih kok rame banget pada berkumpul kaya gini."
Kia : "Iya nih , ada apa sih , rame banget."
Anak siswa tersebut : "Oh, itu ada anak baru perempuan , cantik banget."
Putra : "Anak baru ? Pindahan darimana ?."
Kia : "Wah perempuan ? pasti laki laki disini banyak yang tergoda deh wkwkw."
Putra : "Tenang aja, aku tidak akan tergoda dengan perempuan itu."
Anak siswa tersebut : "Iya anak baru. Pindahan dari sekolah yang terkenal itu katanya. Mana mungkin tidak tergoda, aku saja yang sudah mempunyai ingin sekali berkenalan dengannya. Nanti saja put kau lihat anak perempuan itu."
Kia : "Aku percaya sama kamu."
Putra : "Okelah terimakasih infonya bro."
Anak siswa tersebut : "Sama sama. Awas put kecantol wkwkw."
Putra : "Tenang aja."

      Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk pergi ke kelas masing-masing.

Sesampainya mereka dikelas.

Kia : “Kamu udah ngerjain PR Matematika belom? Hahaha.”
Putra : “Ohiya! Belom nih, hahaha.”
Kia : “Nih liat punya aku aja, cepet kerjain!”
Putra : “Oke siap tuan putri.”
Kia : “Ih, apaan sih hahah”


      9 menit kemudian, bel masuk pun berbunyi. Guru-guru mulai memasuki kelas untuk memulai pelajaran.

Ketua kelas : “Berdiri, memberi salam!”
Semua anggota kelas : “Selamat pagi, pak.”
Pak guru : “Selamat pagi anak-anak, semoga kita selalu diberikan kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Sebelum kita memulai pelajaran pertama, bapak ingin memperkenalkan kalian kepada anak baru yang akan belajar bersama kita disini. Silahkan masuk dan perkenalkan dirimu, nak.”

      Semua mata murid kelas tertuju kepada anak baru itu, rambutnya yang panjang terurai, wajahnya yang rupawan, badannya yang merupakan impian para gadis muda, Jessica, namanya.

Jessica : “Hai, perkenalkan nama gua Jessica, gua pindahan dari SMA Permata Hijau.”
Ridwan : “Widih, cewe cakep nih.”
Mail : “Hush, gaboleh gitu ntar dia ga betah haha.”
Pak guru : “Silakan nak Jessica duduk dibangku kosong yang kamu mau.”
Jessica : “Baik pak.”

      Jessica pun terlihat kebingungan memilih kursi kosong, dan akhirnya dia memilih kursi kosong disebelah Putra. Kia yang melihat anak baru itu duduk disamping pacarnya, terlihat sedikit kesal dan bete. Namun dia teringat atas perkataan Putra yang berjanji tidak akan tergoda. Dan akhirnya, pelajaran pun dimulai.

Bel istirahat pun berbunyi,

Kia : “Putra, temenin Kia ke kantin yuk, beli makanan. Laper nih.”
Putra : “Aku lagi ngerjain PR yang tadi belum selesai, kamu bisa pergi sama temen kamu dulu kan?”
Kia : “Oh, yaudah kerjain aja. Nanti aku bisa pergi sendiri kok.”

      Dan akhirnya Kia pun pergi ke kantin sendirian. Sesampainya Kia di kantin, dia membeli makanan dan beberapa snack untuk Putra, pikirnya untuk menyemangati pacarnya itu. Namun, pada saat Kia membeli snack, temannya yang bernama Kintan menegur Kia.

Kintan : “Kia! Lagi apa lo?”
Kia : “Duh apaan sih Kintan bikin kaget aja, ini lagi beli snack buat Putra.”
Kintan : “Mau dong satu, hahaha.”
Kia : “Beli sendiri lah hahaha.”
Kintan : “Oh iya, tadi gua liat Putra ngobrol sama anak baru itu, akrab banget kayaknya.”
Kia : “Masa sih?” tanya Kia sambil sedikit kecewa
Kintan : “Iya, liat aja sendiri dikelas.”
Kia : “Yaudah, gua duluan ya.”
Kintan : “Iya.”

      Dengan cepat Kia buru-buru ke kelas untuk melihat apa yang dilihat Kintan adalah benar atau tidak. Sesampainya Kia di kelas, ternyata benar. Putra dan Jessica sedang berbicara. Putra yang melihat Kia di depan kelas pun memanggil Kia untuk bergabung mengobrol bersamanya.

Putra : “Kia, ayo kesini.”
Kia pun mendatangi meja Putra dan Jessica
Putra : “Kia, kenalin, ini Jessica. Ternyata dia adalah anaknya teman ayahku. Dunia ini terlalu sempit, hahaha!”
Jessica : “Halo Kia, salam kenal ya.”
Kia : “Salam kenal juga, Jessica. Ohiya put, ini tadi aku beliin kamu snack, dimakan ya!”
Putra : “Wah makasih ya cantik.”
Kia : “Hmm iyadeh.”

      Bel untuk memulai pelajaran pun berbunyi, tanda istirahat sudah selesai. Kia pun kembali ke kursi nya untuk mengukuti pelajaran selanjutnya. 

Putra : “Kia, kayaknya kita gabisa pulang bareng dulu deh hari ini. Tiba-tiba papa ku langsung suruh aku pulang, gapapa ya?”
Kia : “… Yaudah gapapa nanti aku pake ojek aja.”
Putra : “Maafin putra, ya.”
Kia : “Iya gapapa Putra, nanti hati-hati ya.”
Putra : “Siap cantikku.”

      Bel pulang pun berbunyi, semua anak tampak senang dan mulai keluar kelas.

Kia : “Kamu mau pulang sekarang, Put?”
Putra : “Kamu pesen dulu ojeknya, aku tungguin kamu.”
Kia : “Iya ini aku udah pesen kok, paling bentar lagi sampe.”
Putra : “Oke siap.”
Kia : “Ohiya, tumben kamu disuruh cepet cepet pulang, ada urusan apa Put?”
Putra : “Biasalah papa, paling bantuin dia kerja.”
Kia : “Oh gitu, ojek aku udah sampe nih, aku duluan ya?”
Putra : “Iya, hati-hati ya. Pak bawanya jangan ngebut ngebut, jangan sampe jatoh, hahaha.”
Kia : “Ih bawel, kamu juga hati-hati ya.”
Putra : “Dadah, Kia.”

      Sesampainya Kia dirumah, ia melihat notifikasi chatnya banyak sekali, ternyata itu dari Kintan, Kintan mengirim sekitar 8 foto dan 12 chat. Kia pun penasaran dan melihatnya. Ternyata itu adalah foto Putra dan Jessica yang sedang naik mobil bersama, dan sedang makan di sebuah coffee shop. Kia pun terkaget dan bingung.

      Kia dengan perasaannya yang campur-aduk pun menanyakan hal tersebut benar atau tidak kepada Putra. Dan jawabannya membuat Kia bertambah sedih.

      Kia sangat kecewa dengan Putra. Rasa sakitnya tak terbendung, apa yang diucapkan Putra ternyata salah. 
Kia (bermonolog) : "Tapi, apa aku chat Putra duluan untuk menananyakan hal itu?
"Ah, aku terlalu kecewa untuk ini."    "Aku tidak mau salah paham, tetapi .. ia sudah janji. Lalu mengapa Putra Mengingkari itu?" (Dengan perasaan murung) 
Di kediaman Putra 
Putra : "Assalamualaikum, Aku pulang"
Papah : "Wah, kamu lama sekali. Tumben deh. Habis jalan dulu sama Kia?"
Putra : "Oh engga Pah tadi Putra ngobrol sebentar sama Jessica temen baru aku di kelas." 
Papah : "Oh.. iya gapapa atuh".
Putra : "Pah, btw .. Jessica itu anaknya temen Papah, Om Daniel.papah tau gak?" 
Papah : "Astaga, iya Papah kenal. Eum, dia itu cantik sekali, baik, pintar dan ramah sama siapapun meski baru kenal". 
Putra (bermonolog) : "Apa yang dikatakan Papah bener juga ya bahkan semuanya" (tanpa memikirkan perasaan Kia yang menunggunya untuk mencari sosok wanita tsb, pacarnya). 
Papah : "Hei, kamu ga mau ke kamar? Udah petang juga, cepat mandi. Nanti Kia nunggu kamu". 
Putra : "Aku udah ga sama Kia, Pah. Hehe,, dia sakitin aku dan pergi bersama laki-laki lain makannya Putra lebih milih ngobrol sama Jessica". 
(Putra berbohong karna ia benar-benar terpikat oleh Jesssica dan ia sama sekali merasakan tidak ada cinta untuk Kia, melainkan berpindah ke Jessica. {Meski ia baru mengatakan hal manis kemarin} getir). 

      Kia melupakan hal itu dan tidak menanyakannya karna menurutnya Jessica memang baik dan ramah, tidak terkecuali kepada pacarnya, Putra. Apalagi mereka adalah anak dari rekan kerja orang tuanya. Mereka chat seperti biasa namun jarang bertemu karna Putra sibuk membantu pekerjaan Papahnya. 

Jl. Duo Miel. Karang Mutiara.
      Tak sengaja Kia bertemu dengan Heri (Papah Putra) dan ia berniat menyapanya. 

Kia : "Hai Om"
Papah : "Ah.. Kia kok kamu di sini lagi apa" 
Kia : "Aku lagi keluar aja Om, bosen di rumah jadi jalan-jalan sebentar". 
Papah : "Oalah,.. iya iya Kia"
Kia pun tersenyum.. selang beberapa detik Papah menanyakan suatu hal 
Papah : "Kia, meski kamu udah melakukan suatu hal yang salah, jangan pernah putus hubungan dengan Putra ya. Dengan Papah juga bahkan keluarga Putra .. jadikan kesalahan itu sebagai pelajaran". (Ucap Papah, yang mengatakan hal itu terlihat dari ekspresi Kia yang sedang murung akibat perubahan anaknya).
Kia : "Iya Om, btw kesalahan apa ya Om? Kok Om bilang kayak gitu?" (Tanya Kia heran) 
Papah : "Perihal kamu jalan sama laki-laki lain, itu membuat Putra merasa kecewa dan menjauh dari kamu, mungkin nanti ia akan pulih jadi teman biasa setidaknya agar kalian tidak jadi musuh juga. Karena Putra harus menjaga hati Jessica". 

      Kia terdiam dan menahan tangis atas apa yang Papah ucapkan, ia pasti mengatakan itu karna dari perkataan Putra sebelumnya. Ia benar-benar kecewa. 

Kia : "Putra banyak berubah ya Om, bantu Om kerja?" 
Papah : "Ha? Tidak sayang, ia masih sama seperti bersamamu. Keluar terus sama Jessica. Tapi Om gapapa, ia bantu Om kok kalau lagi kepepet banget waktu Om-nya." Ucap Papah yang membuat Kia semakin sakit.
Kia pamit pulang dengan sopan dan semakin bertambah sedih. 

      Di kamar yang serba Biru dengan dinding yang bertema-kan langit wanita itu menangis sejadi-jadinya dan ia lebih memilih diam lalu memutus hubungannya dengan sang kekasih karna sudah tak tahan atas semua perlakuan dan perkataanya. 


Di sekolah 
Putra : "Kia, kamu udah makan?" (Tanya Putra seperti biasa kepada mantan pacarnya karna Jessica belum datang). 
Kia : "Udah"
Putra : "Okedeh cantikku".
Kia merasa semakin sakit namun ia memilih diam agar bisa konsentrasi dalam belajar meski perasaannya sangatlah tidak berpihak. 

      Bel pulang berbunyi, sama seperti hari-hari setelah adanya Jessica, Putra tidak pernah mengantarnya pulang dan berkomunikasi lebih sering. 

      Saat itu Putra mengajak Kia makan di luar dengan niat agar Kia tidak berpikir negatif atas perlakuan dirinya di akhir-akhir ini. 
Putra : "Sayang, makan dulu yuk. Aku kangen". 
Kia : "Makan aja sama pacarmu itu, bukannya kamu yang mengatakan bahwa kita sudah tidak bersama?" 
Putra : "Kok kamu ngomonya begitu?"
Kia : "Aku udah tau semua jadi mulai sekarang jalani hidup kita masing-masing. Semangat bahagiain orang lain. Sukses dan sehat selalu" (Kata Kia lalu beranjak pergi)

      Kini Kia sudah menetralkan perasaannya terhadap cinta. Beda halnya dengan Putra yang sedang merasakan kasmaran terhadap kekasih barunya yaitu Jessica selama 3 bulan ini. 
Putra merasa sedih namun ia urungkan karna sekarang ia memiliki pengganti Kia yang lebih baik, ia dia adalah Jessica. 

Putra : "Lah kok itu kaya Jessica ya". Gumamnya. 
            "Tapi ngapain dia di tempat seperti ini?" *ya itu adalah club. 
Tak memakan waktu lama Putra memasuki tempat tersebut dan melihat Jessica sedang minum alkohol bahkan duduk dipangkuan laki-laki lain.
Putra : "Jessica" 
Jessica : "Omg, Putra".
Putra : "Makasih, kita udah ga ada apa-apa"
Namun, perkataan Putra tidak membuat Jessica merasa sakit karna sejatinya ia tidak menganggap Putra kekasihnya. 
Jessica : "Ya, memang dari dulu kita tidak ada apa-apa. Kau yang anggap berlebihan"
Putra semakin sakit mendengar perkataan Jessica, beda sekali rasanya perlakuan ia dengan Kia.

      Di kamar ini Putra merenungi kesalahan yang sudah diperbuatnya sampai ia merasakan dadanya sangat sakit seperti terhimpit. Ia menyesal dan ingin sekali rasanya kembali kepada Kia, tapi ia malu. Ya, ia menyesal karna melihat Jessica dari covernya saja dan menduakan Kia yang jelas-jelas ia tau luar dalamnya. "Ini adalah kesalahanku jadi aku harus menerimanya". (Ikhlas Putra menerima takdirnya).
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Kamu Pembaca Ke

Random Post

Galeri foto

Galeri foto

Ikuti media sosial kami