Jurnalistik SMK N 11 Jakarta, berkesempatan meliput di TKP pada 4 Oktober
2015. Bapak Muhammad Latif selaku Koordinator Tanggap Darurat, menjadi
narasumber kami.
“Pada malam kejadian kebakaran, pada malam itu juga posko ini dipasang,”
ujar beliau ketika ditanya kapan posko ini berdiri, “posko ini pinjaman dari
BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah).”
Berbagai bantuan pun datang dan ditampung di posko ini. Bantuan tersebut, ungkap Bapak Latif, berasal dari dinas sosial, dari PMI, dari tokoh masyarakat, dan dari perusahaan-perusahaan.
Semua warga peduli terhadap posko kebakaran ini, tambah beliau, kami juga dibantu oleh P3SU, TNI dan Polri yang juga ikut andil dalam membersihkan puing-puing pasca kebakaran.
Berdasar pantauan kami di lapangan, puing-puing bekas kebarakan masih terlihat berserakan. Bahkan ada kemungkinan terjadinya reruntuhan jatuh dari atas semacam seng, kayu, dan tembok yang sudah tampak rapuh.
Berbagai bantuan pun datang dan ditampung di posko ini. Bantuan tersebut, ungkap Bapak Latif, berasal dari dinas sosial, dari PMI, dari tokoh masyarakat, dan dari perusahaan-perusahaan.
Semua warga peduli terhadap posko kebakaran ini, tambah beliau, kami juga dibantu oleh P3SU, TNI dan Polri yang juga ikut andil dalam membersihkan puing-puing pasca kebakaran.
Berdasar pantauan kami di lapangan, puing-puing bekas kebarakan masih terlihat berserakan. Bahkan ada kemungkinan terjadinya reruntuhan jatuh dari atas semacam seng, kayu, dan tembok yang sudah tampak rapuh.
Terkait dengan pembagian bantuan
yang ditampung di posko tersebut, Pak Latif menjelaskan jika bantuan yang
bersifat nasi dibagikan perjiwa. “Kalau
logistik bersifat mie instan dan sembako, itu lain lagi cara pembagiannya,”
tandas beliau.***