Kamis, 24 Februari 2022

Shinta memanggil yang lainnya yang baru selesai menyantap hidangan yang di sajikan oleh Ibu Rendy. 

"Aku barusan sudah memikirkan gerakan tarian untuk kelompok kita. Karena kita kekurangan anak perempuan di kelompok kita, jadi Jenath pengganti perempuan yang lain. Jenath juga setuju dengan usulanku."kata Shinta menjelaskan dengan senyuman ceria nya. 

"Eh, karena tari yang kita pilih tari berkelompok, bagaimana sementara latihannya sama pasangan nya dulu yah. Baru nanti di gabung sama yang lainnya."

Di dalam hati aku merutuki kebodohan ku, harusnya aku tadi tidak mengiyakan usulan Shinta. kalau latihannya sama pasangan tari dulu, bisa-bisa yang ada Jovan berusaha mencari kesempatan kepada ku.

Shinta telah membagi-bagi pasangan tari nya, sudah ku duga aku akan berpasangan dengan Jovan, Shinta berpasangan dengan Ryco, Nina dengan Rendy.  Aku mendengus kesal begitu melihat interaksi antara Shinta dan Ryco yang tengah berlatih tariannya. ayolah! Kenapa aku jadi cemburu begini? Memangnya aku siapa nya dia? 

Jovan yang sepertinya sadar akan kekesalan ku, dia tersenyum smirk. Dia menarik tanganku, juga mencolek daguku,"mari kita berlatih, manis."ucapnya, di sertai dengan senyum yang penuh arti. 

Aku menipis kasar tangannya. Demi apapun!! Rasanya aku pengen muntah saat itu juga saat dia memanggilku dengan sebutan'Manis'

Dan rasanya aku ingin menghilang saja untuk saat ini, aku tidak mempermasalahkan aku berpasangan dengan siapa aja, tapi Jovan?? Si manusia aneh satu itu membuatku merasa tidak nyaman berada dekatnya. 

Dengan terpaksa, aku mulai berlatih dengan Jovan sebagai pasangan tari ku. Di awal-awal latihan sudah tidak ada hal yang aneh dari Jovan. Tapi di saat pertengahan latihan, Jovan mulai meraba-raba bagian Pinggang ku

Bugh! 

 Aku yang merasa sangat marah dengan perlakuan nya barusan. Ku dorong Iyah sampai terduduk di lantai

"APA-APAAN KAMU TADI HAH?!"
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Kamu Pembaca Ke

Random Post

Galeri foto

Galeri foto

Ikuti media sosial kami