Part 3
"AAAAAAAAAAAAA
!!!!!!!!!"
"Hei
apaan sih? Ini gue Bian!" ucap Bian dengan nada kesal.
"Lu
apa-apaan sih! Bikin orang kaget aja. Itu muka kenapa putih-putih?" Tanya
Daneen tak kalah kesalnya.
"Air
mati! Gue jadi nggak bisa bilas muka gue deh. Dahlah alam memang
nyusahin!" jawab Bian dan langsung pergi begitu saja.
Mendengar
perkataan Bian bahwa air mati maka Daneen langsung kembali menuju tenda.
~
"Kok
belum mandi?" tanya Rifa.
"Air
mati, kata Bian" jawab Daneen sambil mengambil tisu basah berwarna Pink
miliknya.
Ketika
Daneen sedang fokus dengan kegiatan bersih-bersihnya, tiba-tiba ekor mata
Daneen seolah menangkap sesuatu. Kali ini Daneen yakin bahwa bayangan hitam itu
mengikutinya. Tak hanya sekali, bayangan itu muncul berkali-kali dititik yang
berbeda. Rasa takut mulai menguasai dirinya dan tanpa disadari, Rifa menyadari
perubahan pada diri Danen.
"
Daneen... Hei!, liat apaan?" tanya Rifa sambil mengikuti arah pandangan
Daneen.
"Ah..mmm...
Enggak kok, gak liat apa-apa hehe…" jawab Daneen sambil menggaruk-garuk
kepalanya yang tidak gatal ini.
"Kalo
ada apa-apa bilang gue sama Della yah"
"Siap."
Kemudian
Daneen melanjutkan kegiatan bersih-bersihnya yang tadi sempat tertunda.
~
Hari
semakin malam dan kini waktunya mereka semua untuk makan malam dan menyalakan
api unggun.
"Ayo
anak-anak semuanya kumpul didepan tenda masing-masing!" perintah pak Bima
kepada semua murid.
Tidak
sampai lima menit semua murid sudah berkumpul didepan tenda masing-masing.
"Oke,
semuanya sudah kumpul?"
"Sudah
pak" jawab murid secara serentak.
"Baik,
jadi sekarang waktunya kita makan malam kemudian setelah itu acara kita
lanjutkan dengan menyalakan api unggun dan bermain game." ucap pak Bima menjelaskan
kegiatan malam ini.
"Game
apa pak? Masuk hutan? atau setan-setanan kayak sekolah lain? Itu mah nggka seru
pak, ngapain masuk hutan yang gelap serem gitu? Mendingan dirumah." tanya
Bian dengan sedikit nada arogannya.
Tak
lama dari selesainya ucapan Bian tiba-tiba angin bertiup dengan kencang tak
seperti biasanya.
"Bian
jaga ucapanmu itu! Jaga baik-baik ucapan kalian selama berada disini!"
bentak pak Bima kepada Bian dan memperingatkan kepada murid yang lain.
Lalu kegiatan
kembali berlanjut.
~
Selama
makan, Daneen merasa sangat gelisah, bukan hanya satu bayangan hitam yang kini ia
lihat. Daneen pun baru menyadari bahwa Rifa sedari tadi tidak bersamanya dan
Della.
"Del,
Rifa kemana?"
"Kayaknya
ke toilet deh, kita tunggu aja." jawab Della dengan santai.
Tapi Daneen
tidak yakin dengan jawaban Della karena kalau ke toilet kenapa Rifa tidak izin
atau minta antar Daneen atau Della? Apalagi ini sudah malam dan pasti gelap.
Tapi Daneen segera membuang jauh-jauh pikiran negatifnya itu.
Setelah
makan, mereka segera menyalakan api unggun. Mereka duduk memutari api unggun
yang mulai menghangatkan tubuh mereka tetapi Rifa masih belum kembali dan Daneen
semakin khawatir.
"Del
kok Rifa belum balik juga yah, Del?" tanya Daneen dengan khawatir.
"Iya
nih, kita bilang ke pak Bima aja yuk." Ucap Della yang langsung diberi
anggukan setuju oleh Daneen,, lalu mereka berdua segera menghampir pak Bima
"Pak,
maaf. Apakah Rifa ada izin ke bapak
untuk ke toilet atau kemana gitu pak?" tanya Della pada Pak Bima
"Rifa?
Saya tidak melihat Rifa sedari tadi. Memangnya sejak kapan kalian tidak melihat
Rifa?"
"Sejak
makan tadi pak." jawab Daneen sedikit takut.
"Baik,
anak-anak semua sepertinya kita harus mencari Rifa karena hari sudah
semakin gelap jadi Rifa harus segera
kembali kesini. Bapak bagi kelompok saja yah agar cepat menemukan Rifa nya."
~
Dan
yah entah sial atau hanya kebetulan, Daneen dipasangkan dengan Bian untuk
mencari Rifa.
"Kita
coba cari kesana deh yuk." ajak Daneen kepada Bian.
Sekarang
Daneen dan Bian sudah berada didalam hutan tak jauh dari tenda, suasananya
sangat tidak enak seakan banyak pasang mata yang mengamati Daneen dan Bian
dibalik pohon-pohon ini.
"Tuh
kan, tadi aja gue gak usah ikut. Nyusahin aja heran!" gumam Bian.
"Bian
lu bisa ga sih jaga omongan lu? Ini tuh hutan, Bian."
"Yang
bilang ini kota siapa? Lagian gue gak pernah minta buat diajak ke hutan. Hutan
tuh bukan tempat gue, pa- "
Belum
sempat Bian menyelesaikan ucapannya tiba-tiba seluruh daun yang berada di pohon
bergerak dengan sangat cepat dan suara hewan mulai bersaut-sautan. Seketika Daneen
mendapati bayangan hitam itu berada disalah satu pohon dekat Bian.
"Bi,
kita balik aja yuk. Gue ngerasa gak enak nih!" ajak Daneen dengan cepat.
"Yaudah
hayuk."
Saat mereka
berbalik badan, seakan ada yang menggenggam tangan Daneen. Saat ia menolehkan
kepalanya, tiba-tiba...
~Bersambung